Beberapa jam yang lalu,
saya mengunjungi rumah teman berkisar pukul 19:00 WITA. Sebuat saja namanya
Riko. Namun, ketika tiba di rumahnya,
saya terheran-heran dengan suara riuh di rumahnya itu.
Rupanya mereka adalah sekumpulan
gadis-gadis bergaya modern, yang doyan
keluar malam, yang gemar pula berpakaian seksi dan ketak. Menurut beberapa
sumber, gadis-gadis itulah yang disebut sebagai cabe-cabean, yang identik dengan
suka dandan serta make up yang
overdosis, gaya yang sok intelek
dengan gadget terbaru, serta sering ada di jalanan dan balapan liar.
Ditengah asyiknya
ngobrol dengan Riko diteras rumahnya, saya diperkenalkan dengan gadis-gadis itu.
Tenang. Saya tak gemetar kok apalagi menaruh
perhatian lebih pada mereka. Namun saya harus mengatakan bahwa hanya gelih.
Katakanlah Bunga salah
satu diantara mereka. Gadis ini dengan asyiknya mengatakan pada saya bahwa dirinya
jomblo. Rekan lainnya pun bersorak bergantian, seakan-akan mau menjodohkan kami
berdua. Saya hanya tersenyum tak terlalu menanggapi, padahal hati telah
berucap: “Astagfirullah…”.
Untung saja mereka
tidak terus-terusan di samping saya. Maklum, Bunga dan teman-temannya sudah
tidak sabar untuk keluar rumah. Barangkali menurut penafsirannya, tidaklah elok
bila tak keluar malam bersama
terong-terongan.
Menurut beberapa sumber
sendiri, terong-terongan tak jauh berbeda dengan cabe-cabean. Tetapi pada
umumnya, lelaki bergaya modern itu suka berpakaian trendy masa kini, dan juga suka keliling dan jalan-jalan nggak jelas.
Belum ada survey yang
pasti mengenai umur cabe-cabean dan terong-terongan ini. Namun, setidaknya ketika melihat informasi tentang mereka,
pikiran akan tertuju pada kaum remaja.
Sembari menulis catatan
ini, jujur saya sedih memikirkan para penerus bangsa ini. Mereka seperti tak punya akal sehat. Padahal, mereka
tentu saja mengetahui hukum dan dampak dari perbuatannya itu.
Bila sering membaca,
tentu sudah memahami isu-isu yang menimpa generasi mudah ini. ya, tentang
pergaulan bebas dan berujung pada perzinaan. Salah satu berita popular di
Samarinda beberapa waktu yang lalu, ialah anak yang masih dibawah umur sudah
berani melakukan hal yang benar-benar melanggar hukum itu.
“Baru saja kenal sudah berani berhubungan intim, bahkan sampai digilir. Seperti kasus pencabulan yang dilaporkan, Kamis (12/6) kemarin sebut saja namanya Rembulan (12), warga Kelurahan Sidodai, Kecamatan Samarinda Ulu. Bocah perempuan yang masih duduk di bangku kelas VI salah satu SD Negeri di Samarinda itu, jadi korban pelampiasan nafsu empat pria usia remaja yang berstatus sebagai siswa SMP dan pelajar SMK Negeri di Samarinda...” Sumber: Samarinda Post
“Urusan agama, belakang
saja. Toh nanti kalau sudah tua
tinggal taubat saja,” Demikianlah barangkali salah satu kata syaitan yang merasuki
sekucur tubuh mereka.
Moga-moga kelak yang
terpilih sebagai presiden Republik Indonesia priode 2014-2019 ini, akan membawa
generasi muda lebih baik dan membanggakan.
“Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Al Munaafiquun:011)
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan" (QS Al Ankabuut:057)
Jumardi
Salam
Samarinda,
21 Juni 2014