Saya menulis agar
dibaca. Dibaca oleh siapa saja, asal bermanfaat. Namun, rupaya upaya untuk
menulis masih menjadi beban yang sulit sebagian orang. Kadang-kadang, mereka
nyeletuk: “Ah, menulis itu bukan bakat saya”.
Perlu teman-teman
ketahui, menulis adalah sebuah kreatifitas. Bukanlah bakat. Pernahkan, rekan
melihat tiba-tiba ada seorang lelaki menjadi puitis karena dilanda asmara?
Itulah salah satu contoh bahwa menulis itu muda asal ada kemauan.
Nah,
kalau sepakat untuk mau berbagi lewat tulisan, sepakat pula untuk mengabadikan
nama dalam sejarah, saya mengajak rekan sekalian untuk menjadi penulis yang
buruk.
Maksudnya, jika mau
menulis, jangan memikirkan macam-macam dulu. Biarkan saja ide mengalir
sederas-derasnya. Apapun yang terlintas dipikiran. Kalau teman-teman memikirkan
bagaimana cara menulis dengan baik, yang ada nggak jadi nulis. Teman-teman harus
ketahui, menulis dan menyunting adalah dua kata yang berbeda ya. Jangan
digabung. Sudah jelas sekalikan perbedaannya.
Perna
suatu ketika, saya mengontak Pak Androecia Darwis yaitu salah satu penulis
favorit, melalui pesan instan dan
menanyakan bagaimana menjadi penulis yang baik (baca: Profil Androecia Darwis).
Berikut kutipannya:
Diterima pada tanggal 19 November 2013
Tulisan itu yang penting mengalir. Itu dulu prinsipnya. Setelah itu mengalir ya harus menggigit. Dan terakhir mempengaruhi. Cerita soal ending yang baik, sebenarnya sudah masuk tahap kedua yaitu menggigit. Nah tenang saja, semua tahap itu gampang dilalui jika banyak menulis. Seorang penulis pemula masih butuh kritik dan masukan dari rekan yang lain. Nanti akan matang sendiri.
Dari
statemen diatas, setidaknya ada tiga
poin penting yang bisa kita aplikasikan dalam hal tulis menulis. Kira-kira
artinya begini:
1.
Tulisan itu Mengalir
Semakin sering kita menulis, semakin berkembang juga
tulisan kita. Jangan takut untuk salah atau kurang menarik. Teruslah menulis.
Secara perlahan, tanpa kita sadari tulisan kita akan otomatis menjadi lebih
baik. Tampaknya, Thomas Alfa Edison layak dijadikan contoh.
2.
Tulisan itu Menggigit
Dalam arti menggigit disini ada mengaduk-aduk emosi pembaca. Ketika tulisan kita mengandung
unsur sedih, humoris, dramatis dan lain sebagainya, maka tanpa disadari oleh si
pembaca, ia akan merasakan apa saja yang disampaikan
oleh penulis.
3.
Tulisan itu Mempengaruhi
Ini yang harus menjadi pegangan kita ketika menulis.
Menulis itu untuk dibaca. Ketika tulisan kita berhasil menciptakan pribadi sang
pembaca jauh lebih baik, tentu saja kita akan mendapatkan manfaatnya karena
kita berhasil mempengaruhi.
Intinya,
teman-teman harus sering menulis. Mulailah dengan catatan sehari-hari. Jangan pikirkan
baiknya dulu. Semakin sering menulis, semakin berpeluang pula untuk menjadi
matang. Pastinya, semakin mudah untuk menulis skripsi, hehe. Baiklah selamat
berkarya.
Jumardi Salam
Samarinda, 21 Juni 2014