Hidup dengan Matematika

Saya ingat betul. Beberapa rekan saya di kampus mmengaku, ia masuk jurusan berkategori sosial karena menghindari matematika. Sebuah jurusan yang penuh dengan angka.

Namun, ternyata beberapa rekan ini baru menyadari bahwa segala sesuatu pasti berhubungan dengan angka. 

Lalu apa hubungannya angka dengan kehidupan? Melalui group Whatsapp, begini kisahnya:

Ada seorang sahabat, sebut saja namanya Hasan. Orangnya bersahaja. Ia punya “kebiasaan” yg menurut saya sangat langka. Kalo beli sesuatu dari “pedagang kecil”, ia tidak mau menawar, bahkan seringkali jika ada uang kembalian, selalu diberikan pada pedagangnya.

Pernah suatu saat kami naik mobilnya, mampir di SPBU. Hasan berkata kpd Petugas SPBU: Tolong diisi Rp 95rb saja. Sang Petugas merasa heran. Iapun balik bertanya: “Kenapa tidak sekalian Rp 100rb pak ?”

“Gak apa2, isi saja Rp 95rb”, balas Hasan.

Selesai diisi bensin, Hasan memberikan uang Rp 100rb. Sang petugaspun memberikan uang kembalian 5rb. Hasan berkata: “Gak usah, ambil saja kembaliannya.”

Sang petugas SPBU seperti tidak percaya. Ia pun berucap: “Terima kasih Pak. Seandainya semua orang spt Bapak, tentu hidup kami akan lebih sejahtera dengan gaji pas-pasan sebagai pegawai kecil”.

Saya tertegun dengan perilaku Hasan dan juga petugas tersebut.

Di dalam perjalanan, saya bertanya pada sahabat saya tersebut : “Sering melakukan hal seperti itu ?”

Hasan menjawab: “Temanku, kita tidak mungkin bisa mengikuti semua perintah Allah. Lakukanlah hal-hal kecil yang bisa kita lakukan di sekeliling kita, yg penting konsisten. Kita tidak akan jatuh miskin jika setiap mengisi bensin kita bersedekah 5ribu kepada mereka. Uang 5rib itupun tdk akan membuat dia kaya tapi yang jelas membantu dan membuat hatinya bahagia.


Hiduplah tiap hari seperti matematika: ..
mengalikan (x) kegembiraan, mengurangi (-) kesedihan, menambahkan (+) semangat, membagi (÷) kebahagiaan, dan menquadratkan kasih sayang antar sesama. (*)